BolaStylo.com - Pemain asal Argentina, Marcos Flores sempat merasakan pengalaman pahit selama bergabung bersama Bali United pada musim kompetisi 2017 lalu.
Sebelum berseragam Bali United, Marcos Flores sempat memperkuat tim Persib bandung.
Namun, kepindahan ke Bali United dinilai Marcos sebagai sebuah kesalahan dalam kariernya.
"Untuk gaya hidup, semuanya pasti senang bermain di Bali. Namun buat saya, saya selalu ingin bersaing. Saya tak ingin berlibur di pantai dan punya gaya hidup mewah, tapi selalu menelan kekalahan" ujar pemain berusia 33 tahun tersebut.
Soal fasilitas, Marcos Flores menilai klub-klub di Indonesia masih jauh dari kata sempurna.
View this post on Instagram
"Fasilitas di Indonesia sangat aneh. Di Bali United kami disebut menjadi tim dengan fasilitas terbaik. Namun di sana tak ada ruang ganti!" ujar Marcos.
"Kami tak punya ruang ganti, kami akan datang ke tempat latihan dan manajer memberikan alat latihan kami. Kami harus berganti pakaian di sisi lapangan di mana banyak orang berlalu lalang, itu seperti tempat umum," tambahnya.
Marcos Flores juga merasa kurangnya kedisiplinan klub-klub di Indonesia.
"Kami biasa berlatih pada pukul 07.30 pagi hari, saya selalu datang pukul 06.30-06.45 untuk memulai pemanasan. Tetapi tak ada orang di sana," ucap Marcos.
"Biasanya ada beberapa pemain yang masih tidur pada saat latihan dimulai, jadi kami harus menunggu hingga 07.45," katanya.
Satu lagi pengalaman pahit yang dialami Marcos Flores adalah ketika haknya terkatung-katung.
"Apakah Bali tempat yang indah? Tentu saja. Tetapi mereka melakukan segala cara untuk tak membayar Anda, selalu berkilah, Anda tahu yang saya katakan," ujar Marcos.
"Saya sempat menolak kontrak dari Bali United saat saya kembali ke Argentina setelah ayah saya meninggal," tuturnya.
Kini Marcos Flores memilih untuk berkarier sebagai pelatih dan membuka sekolah sepak bola.
Artikel ini telah tayang di BolaSport.com dengan judul Mantan Pemain Persib dan Bali United Bongkar Aib Sepak Bola Indonesia
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Katarina Erlita candrasari |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR