"Di game pertama, kami bisa bermain bagus. Seharusnya kami bisa mempertahankan permainan seperti di game pertama. Pada game kedua, kami sempat memimpin, dan kami membuat kesalahan pada tiga pukulan pengembalian servis, dan ini membuat momennya berubah," jelas Kamura sebagaimana dilansir Bolastylo.com dari Badminton Indonesia.org.
Selain itu Kamura juga tampak legawa dengan kesalahan umpire yang membuatnya kehilangan satu poin.
"Kami tahu kami tidak bisa mengubah apapun saat itu, seharusnya kami bisa cool down pada saat sudah mengajukan protes, namun tadi kami tidak bisa mengendalikan hal itu," kata Kamura.
"Kami sadar bahwa kejadian misjudgement seperti ini bisa saja terjadi lagi di periode race to olympic nanti. Tapi kami harus bisa mengontrol emosi, pasti berpengaruh beberapa saat, namun setelahnya kami harus bisa konsentrasi lagi ke permainan," tambahnya.
Untuk diketahui, saat gim ketiga posisi skor 6-7, Kamura/Sonoda seharusnya meraih poin karena shuttlecock sempat menyentuh tubuh Marcus dan baru keluar dari lapangan.
Sementara umpire menyatakan shuttlecock tersebut keluar dan poin untuk Indonesia.
Kamura saat itu pun protes habis-habisan namun tak didengarkan.
Sementara, wakil Indonesia sendiri mengakui jika tubuhnya terkena shuttle, namun umpire tetap tak mau merubah keputusannya.
View this post on Instagram
Source | : | badmintonindoensia.org |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR