BolaStylo.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi tamu spesial dalam pesta pernikahan Mesut Oezil dan Amine Gulse.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan dunia usai menghadiri upacara pernikahan Mesut Oezil yang digelar di Turki.
Erdogan hadir bersama sang istri, tak tanggung-tanggung ia bahkan datang lebih awal dalam acara pernikahan Mesut Oezil dengan Amine Gulse.
Menurut dari kabar yang beredar, Presiden Turki itu datang lebih awal pada malam upacara pernikahan yang digelar di hotel mewah tepi Bosphorus.
Meski demikian, kedatangan sang Presiden dalam ucapacara pernikahan tersebut sebagai apa.
Baca Juga: Sukses Jalani Operasi Telinga, Begini Kondisi Terkini Legenda Arsenal
Dilansir BolaStylo.com dari AFP, mantan bintang timnas Jerman, Mesut Oezil meminta Erdogan hadir sebagai pendampingnya.
Momen tersebut tak lagi menjadi perhatian para penggemar sepak bola, tetapi juga elit politik di berbagai negara.
View this post on Instagram
Salah satunyad datang dari Kepala Staf Kanselir Jerman, Angela Merkel yang tak segan melontarkan kritik untuk keduanya.
Tokoh politik Jerman lainnya, Helge Braun juga mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Oezil sudah membuat banyak orang sedih.
Baca Juga: Media Vietnam 'Bantah' Isu Ketertarikan Indonesia pada Park Hang-seo
Dari ranah Inggris, tokoh politik Henry Mance menyinggung soal rasis yang diterima oleh Oezil di Jerman.
Sebagai warga negara Inggris, Henry juga menyinggung performa Oezil yang menurun bersama Arsenal.
View this post on Instagram
Terlepas dari beberapa masalah tersebut, Mesut Oezil resmi meminang kekasihnya setelah menjalin hubungan sejak 2017.
Selang satu tahun, Oezil pun memantabkan diri untuk bertunangan dengan mantan Miss Turki itu pada 2018.
Baca Juga: Tak Salahkan Jorge Lorenzo, Valentino Rossi Sebut Tikungan Sirkuit Seperti Tempat Parkir Mobil
Perlu diketahui, Mesut Oezil merupakan generasi ketiga dari keluarganya yang merupakan keturunan Turki di Jerman.
Pertemuannya dengan Erdogan pada Mei tahun lalu menjadi pemicu bada politik antara Jerman dan Turki.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR