Pasalnya, Chang tak menyangka jika orang yang ia pikir tak dekat dan bahkan berstatus rivalnya di lapangan bisa begitu peduli.
"Pesan ini sangat mengejutkan saya, menyentuh hati saya. Saya pikir, saya tidak dekat dengan dia, dia bukan pemain senegara dengan saya, kenapa dia begitu empati kepada saya? Saat perbutan tiket olimpiade ini adalah masa-masa yang berat buat saya, begitu banyak tekanan dan tegang sekali, tapi tiba-tiba saya mendapat dukungan dari orang yang biasa menjadi lawan saya di lapangan, waktu itu kami belum dekat sama sekali," tutur Chang.
Sementara itu, Greysia juga tak tahu mengapa ia bisa begitu peduli pada Chang.
" Sebetulnya saya juga tidak tahu, saat itu saya merasa peduli sama dia, padahal belum dekat," tutur Greysia.
Meski tak tahu alasannya, keyakinan Greysia itu terbukti benar.
Chang rupanya mendapatkan kesempatan lolos ke Olimpiade usai Fukuman/Yonao kalah dari Fukushima/Hirota.
"Saya tahu rasanya jelang olimpiade itu sangat berat apalagi saat kejar-kejaran poin. Saya merasa saya harus menyemangati dia, karena pertarungan belum berakhir, apa saja bisa terjadi. Ternyata benar saja, dia akhirnya lolos, karena Fukuman/Yonao dikalahkan temannya sendiri di final," tambah Greysia.
View this post on Instagram
Source | : | badmintonindonesia.org |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR