BolaStylo.com - Mencegah peningkatan infeksi virus corona atau COVID-19 dengan mengetahui gejala yang timbul, sehingga nantinya bisa dilakukan penanganan dini.
Banyak orang salah mengira gangguan penyakit yang dialami dengan penyakit lain, seperti misalnya COVID-19 sering tertukar dengan pneumonia.
Bukan tanpa alasan mengapa demikian, hal ini dikarenakan pneumonia memiliki gejala yang sangat mirip dengan COVID-19 atau virus corona.
Salah satu gejala yang sangat mirip ditimbulkan kedua penyakit ini adalah peradangan paru-paru, namun pneumonia yang disebabkan COVID-19 berbeda dengan pneumonia yang sering terjadi.
Pada umumnya pneumonia juga disebut dengan kondisi paru-paru basah, yang menyebabkan peradangan pada kantung udara salah satu atau kedua paru-paru.
Baca Juga: Lewati Rasio Gol Ronaldo dan Messi, Erling Haaland Bercanda Soal Iblis
Kondisi ini menimbulkan infeksi yang bisa menyebabkan kantung udara pada saluran pernapasan di paru-paru mengalami peradangan dan penuh dengan cairan.
Meski demikian, jika kondisi imun pasien dalam keadaan yang baik, penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya.
Sementara itu, COVID-19 menimbulkan gangguan yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan menyebar hingga paru-paru.
Virus corona yang masuk dapat menginfeksi saluran pernapasan atas dan menyebabkan sumbatan pada organ pernapasan itu.
Baca Juga: Benarkah AC Tingkatkan Risiko Virus Corona? Ini Penjelasannya!
Infeksi yang disebabkan mampu membuat kerusakan fatal pada paru-paru jika tidak segera mendapat pengobatan tepat.
Dilansir BolaStylo.cm dari Halodoc, terdapat beberapa perbedaan gejala yang ditimbulkan antara pneumonia dengan COVID-19.
Pendeita COVID-19 akan merasakan gejala seperti demam, batuk kering, nyeri otot hingga kelelahan di tahap awal tubuh terinfeksi virus.
Lebih lanjut, seorang penderita akan mengalami mual, diare, nyeri otot hingga muntah, beberapa kondisi yang juga bisa menyebabkan pneumonia.
Baca Juga: Ulah Zidane pada Partai Final Piala Dunia 2006 Bikin Rekannya Frustasi
Pada tingkat keparahan yang tinggi, penderita akan mengalami detak jantung yang lebih cepat, sesak napas, napas yang cepat dan pendek hingga mengeluarkan banyak keringat.
Kemudian, pneumonia biasa akan mengalami gejala seperti muncul kebiruan pada bibir dan kuku, mengalami delirium, batuk lendir hingga nyeri pada dada terutama saat batuk.
Hal yang paling membedakan antara pneumonia dan COVID-19 adalah batuknya tidak berdahak,.
Segera lakukan pemeriksaan jika mengalami batuk kering disertai dengan kesulitan bernapas, gangguan ini lebih berisiko terhadap seseorang dengan usia di atas 65 tahun.
Selain itu juga terhadap seseorang yang memiliki riwayat penyakit bawaan, seperti diabetes, hipertensi, hingga masalah pernapasan.
Baca Juga: 3 Pemain Manchester United yang Berpotensi Bagus Menjadi Manajer Klub
Source | : | Halodoc.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |
KOMENTAR