Sehari sebelum kematiannya pada 22 Mei 2020, Hana sempat mengungkapkan bagaimana dirinya tak kuat dengan komentar jahat yang diterimanya secara online.
Hana tampak sudah lelah dan putus asa.
"Sekitar 100 pendapat jujur setiap harinya. Aku tidak bisa menolak bahwa aku kesakitan. 'Mati, kamu menjijikan, hilanglah' sampai sekarang, aku telah paling banyak memikirkan hal ini. Terima kasih ibu yang telah melahirkanku. Itu adalah kehidupan yang ingin dicintai. Terima kasih semua orang yang berada di sampingku, aku mencintai kalian, aku minta maaf karena aku sangat lemah," tulis Hana di media sosial sebagaimana dilansir dari Koreaboo.
Selain menceritakan kesusahannya, Hana juga menginggah foto di story Instagramnya dengan caption singkat Sayonara yang berarti selamat tinggal.
Beberapa teman Hana yang mengetahui kabar kematiannya pun mengaku merasa sedih sekaligus marah pada orang-orang yang melakukan cyberbullying padanya.
Hal ini menguatkan dugaan jika Hana bunuh diri akibat bullying yang diterimanya secara online.
Terlepas dari apa alasan Hana meninggal dunia yang belum terungkap, sebaikanya para pengguna media sosial harus berhati-hati dalam menggunakan jari mereka.
Pasalnya, apa yang mereka ketik dengan ringan bisa menimbulkan luka mendalam pada orang yang membacanya.
Baca Juga: 10 Pelatih Terbaik di Sejarah Liga Champions, Tak Ada Nama Juergen Klopp
Source | : | Koreaboo |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR