"Sangat berpengaruh ketika service judge beberapa kali nge-fault service kami. Apalagi di poin 19-20 padahal saya sudah menurunkan kaki dan tangan tetap saja kena fault. Mungkin kalau tidak fault, ceritanya bisa berbeda," ungkap Yeremia.
Beruntung, insiden itu bisa diminimalisir dengan bantuan pelatih Aryono Minarat.
"Beruntung tadi pelatih kami (Aryono) coba berdiskusi dengan dia dan ada referee juga mendampingi di gim selanjutnya. Setelah itu kami tidak difault lagi," tambah Yeremia.
Dengan tidak ada lagi fault yang menurunkan kepercayaan diri mereka, Pramudya/Yeremia bisa lebih enak dalam bermain dan menerapkan bola.
"Akhirnya permainan kami bisa lebih enak dengan menerapkan pola menyerang dan beradu bola depan seperti instruksi pelatih," jelas pemain kelahiran Depok, 15 Oktober 1999 itu.
Terlepas dari itu, ini bukan pertama kalinya pebulu tangkis Indonesia bermasalah dengan keputusan service judge.
Ganda putra top milik Indonesia sekelas Marcus/Kevin dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga pernah bermasalah dengan keputusan service judge terkait service yang difault.
View this post on Instagram
Source | : | PBSI |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR