BolaStylo.com - Ada kisah menarik dari pria asal New York, Dennis Heaney, yang berusaha menurunkan berat badan karena sayang dengan anak-anaknya.
Dennis Heaney adalah pria asal New York yang dikenal gemar melakoni sejumlah olahraga.
Bagi Dennis Heaney, olahraga adalah aktivitas yang ia gemari saat ia belum disibukkan dengan keluarganya.
Terbukti, pria asal New York itu pernah menjadi atlet basket, baseball, dan sepak bola, serta gemar berolahraga di pusat kebugaran.
Namun sayangnya, pola hidup Heaney berubah pada usia 23 tahun saat harus bertanggung jawab untuk keluarganya sendiri.
Baca Juga : Jalani Program Diet, Keluarga Pegang Peran Penting untuk Bebaskan Titi Wati dari Obesitas
Pria yang kini berusia 46 itu mulai mengabaikan rutinitas olahraga, serta terbiasa hidup dengan pola makan yang buruk.
Dilansir dari Kompas.com, Heaney bahkan pernah memiliki berat badan hampir mencapai 150 kilogram, tepatnya 147,4 kilogram.
Pola hidup Heaney yang kacau balau itu rupanya disebabkan pekerjaan ganda yang menuntutnya bekerja hingga 18 jam.
"Saat itu aku punya dua pekerjaan dan bekerja hingga 18 jam sehari. Sisa waktu aku habiskan bersama keluarga dan memberikan apa yang mereka butuhkan," ungkap Heaney dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Kenali 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Jambu Biji Secara Rutin, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Jantung
"Kurasa saat itu aku lupa dengan diriku sebelumnya, menjadi ayah dan menjadi seorang suami," katanya menambahkan.
Beruntungnya, Heaney mulai sadar bahwa posisinya sebagai kepala keluarga harus tetap menjaga kesehatan dan kondisi fisiknya.
Kesadaran itu kembali muncul ketika putri Heaney memintanya untuk menemani ke tempat tidur.
Saat itu si bungsu dengan lincah berlari menaiki tangga dan berharap Heaney mengejarnya.
Baca Juga : Kenali Penyebab Rasa Kantuk Setelah Sarapan, Bisa Jadi Anda Salah Pilih Menu Makanan
Akan tetapi Heaney sendiri justru kehabisan nafas dan dadanya sempat merasa sesak setelah berusaha menaiki tangga.
Alhasil, Heaney bertekad untuk kembali menjalani pola hidup sehat dengan berolahraga dan bergabung dengan pusat kebugaran.
Heaney sempat merasa sedih dengan kondisi fisiknya yang menurun mengingat ia adalah mantan atlet hebat.
Parahnya lagi, ia depresi dan ingin keluar dari klub kebugaran karena untuk berjalan hingga lima menit saja tidak sanggup.
Akan tetapi Heaney kembali bersemangat setelah melihat foto dua putrinya dan ingin tetap menemani anak-anaknya dalam kondisi sehat.
Ia berusaha mempelajari nutrisi, latihan beban, dan pola kerja tubuh seiring bertambahnya usia.
"Aku ingin terus bersama mereka setiap hari," kata Heaney.
"Aku mulai memahami lebih dalam tentang kebutuhan tubuhku, dan apa yang aku butuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan," kata dia.
Tingkat stres, tanggung jawab keluarga, hingga kematian ibunya membuat Hey sempat kembali ke kebiasaan buruknya.
Bobotnya bahkan sempat naik sekitar 13,6 kilogram setelah sebelumnya sempat turun 18 kilogram.
Baca Juga : 3 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa Agar Sukses Turunkan Berat Badan, Patut Dicoba
Heaney kemudian menyadari bahwa mental mempengaruhi program penurunan berat badan.
Ia berlatih keras untuk mengikuti Long Island Marathon, dan berhasil menyelesaikan lari sepanjang 20 kilometer, karena mengingat semangat yang pernah diberikan oleh ibunda.
Heaney akhirnya berhasil menurunkan berat badan sebanyak 49,8 kilogram dan merasa lebih baik ketimbang saat menjadi atlet.
"Masalah lututku hilang, sakit punggung tidak lagi dirasa, dan aku bisa bernafas dengan lega lagi," tutur dia.
Menurut Heaney, keberhasilannya menurunkan berat adalah soal target harian dan perasaan bahagia ketika menjalani olahraga di gym.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aziz gancar Widyamukti |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR